Ritual Onani di Sungai Nil Pada Zaman Mesir Kuno

Ritual Onani di Sungai Nil Ritual Onani di Sungai Nil

Pada zaman Mesir Kuno, terdapat sebuah ritual seks yang mengharuskan Firaun yang tengah berkuasa saat itu, dan masyarakat Mesir untuk melakukan onani atau masturbasi di Sungai Nil.

Mereka percaya, dengan melakukan ritual onani di Sungai Nil bisa memancarkan air yang melimpah, sehingga mampu menyuburkan tanah serta memenuhi kebutuhan air bagi kehidupan penduduk Mesir, meski sedang mengalami musim kemarau berkepanjangan. Masyarakat Mesir di masa itu sangat bergantung pada Sungai Nil, mereka menganggap bahwa Sungai Nil adalah sumber keberkahan hidup mereka, sebab selain menjadi sumber mata air, Sungai Nil juga menjadi mata pencaharian bagi masyarakat Mesir.

Ritual tersebut juga ditujukan sebagai bentuk penyembahan terhadap Dewa Min, yang menjadi simbol dari dewa kesuburan, pengembara gurun, dan penuai tanaman segar. Selain mengagungkan Dewa Min, Firaun juga meminta agar diberikan daya kuat bercinta dalam melakukan hubungan seksual.

Menurut penelitian, ritual onani di Sungai Nil biasanya dimulai saat musim panas datang, yakni sekitar bulan Juli sampai Agustus. Yang pertama memulai onani adalah Firaun, beliau akan melakukan orgasme sendiri di depan umum hingga ejakulasi, setelah itu mengarahkan air maninya ke Sungai Nil. Kemudian, diikuti dengan para pengikutnya dengan melakukan cara yang sama. Masyarakat Mesir yang tinggal di dekat Sungai Nil juga diperbolehkan untuk mengikuti ritual, semakin banyak air mani yang dicurahkan ke dalam Sungai Nil menandakan jika semakin kuatnya dedikasi dan bentuk rasa syukur mereka terhadap alam. Ritual ini menjadi tradisi turun temurun, yang sering dilakukan oleh masyarakat Mesir zaman modern, bila melihat kondisi air Sungai Nil mengalami kekeringan akibat kemarau berkepanjangan.