NASA Rilis Aturan Baru untuk Lindungi Bulan selanjutnya Mars dari Kontaminasi Bumi

NASA Rilis Aturan Baru untuk Lindungi Bulan selanjutnya Mars dari Kontaminasi Bumi NASA Rilis Aturan Baru untuk Lindungi Bulan selanjutnya Mars dari Kontaminasi Bumi

Pada 9 Juli lalu, Badan Penerbangan beserta Antariksa Amerika Serikat merilis dua Arahan Sementara NASA (NID) baru. 

Aturan hangat terhormat yaitu untuk misi manusia beserta robot bahwa bepergian ke beserta dari Bulan serta Mars.

Hal ini diberlakukan bagi melindungi benda-benda planet dari kemungkinan kontaminasi biologis yang bisa bermula dari Bumi lagi mengganggu penelitian ilmiah. Selain itu, ekstra dalam kasus Mars, aturan ini pun bagi mencegah kemungkinan bahan biologis yang mungkin dipimpin pulang ke Bumi.

Salah satu NID yang aktual diinnternasionalkan adalah membahas potensi makhilaf kontaminasi biologis maju, yaitu kontaminasi yang diangkut daripada Bumi ke objek planet lain, dari misi Bulan dari masa depan. NID kedua berkaitan dengan Mars dan mencakup kontaminasi maju dan mundur, yaitu jenis yang diangkut ke Bumi daripada benda kosmik lain.

Menurut pejabat NASA, NID ini dibuat memakai mempertimbangkan kebermanfaatan tiga komunitas luar angkasa.

"Kami mencoba untuk menyeimbangkan kebermanfaatan komunitas sains, kebermanfaatan komunitas eksplorasi manusia, bersama kebermanfaatan komunitas komersial," ucap Jim Bridenstine, Administrator NASA, laksana dikutip dari Space.com pada Jumat (10/7/2020).

Jim Bridenstine menambahkan bahwa Office of Planetary Protection NASA yang berarea di Office of Safety and Mission Assurance akan memastikan bahwa aturan ini dipatuhi.

"Ini sangat berpengaruh karena misi masa depan mesti meninggalkan lingkungan adapun murni semaka apa adapun ditemukan oleh peneliti generasi masa depan bukanlah sesuatu adapun ditinggalkan oleh kita saat ini. Kita mesti memastikan bahwa kita telah menginventarisir setiap jenis zat biologis selanjutnya bahkan zat nonbiologis, organis misalnya, adapun dapat meninggalkan sesuatu hadapan Bulan adapun dapat menjadi mamelenceng bagi penelitian hadapan masa depan," tambah Jim Bridenstine.

Menurut Thomas Zurbuchen, Associate Administrator Direktorat Misi Sains NASA, situs-situs antara Bulan ataupun Mars menguasai nilai ilmiah yang sangat terbuka ekstra dalam membentuk pemahaman manusia tentang sejarah Bumi, Bulan, maka tata surya.

NID yang berfokus demi Bulan mencakup dua kategori bervariasi untuk berbagai area Bulan. Menurut Jim Bridenstine, mayoritas buntal Bulan akan jatuh di bawah Kategori 1 yang akan membutuhkan langkah-langkah perlindungan planet yang paling secolek.

Misi ke situs Bulan menganut dalam Kategori 2, ini digambarkan dengan Jim Bridenstine bak ujung daripada Utara dan Kutub Selatan Bulan layak mendapatkan langkah-langkah perlindungan planet yang lebih ketat.

Selain itu, situs-situs atas Bulan atas mana misi Apollo NASA mendarat dan peralatan masih ada pun berada atas bawah NID.

Di sisi lain, NID Mars secercah lebih rumit. Tidak belaka kontaminasi maju berikut mundur akan dipertimbangkan, namun masih berlebihan akan perlu dipelajari tentang Planet Merah. Sementara NID akan berorientasi Mars mengeksplorasi cara tergemar membantu untuk menerapkan perlindungan planet.

Bagaimanapun, NID adalah arahan selagi bersama bukan arahan kebijakan yang telah ditetapkan baku, sesangkat masih ada ruang akan modifikasi.

Sebelumnya, demi Mei lampau seorang profesor bernama Scott Hubbard daripada Universitas Stanford memperingatkan bahwa sampel batuan baru daripada Mars dapat membawa virus alien ke Bumi. Ia mengatakan bahwa "perlindungan planet" menjumpai Bumi wajib merupakan hal yang paling bermakna ketika seseorang atau sesuatu kembali daripada Mars.

Scott Hubbard ikut menuliskan pemikirannya yang diterbitkan oleh National Academies of Sciences, Engineering and Medicine yang mengulas rekomendasi tentang "perlindungan planet". Itu ditujukan demi melindungi Bumi dan dunia lain demi kontaminasi silang biologis.

Peraturan ini bertujuan akan melindungi Bumi selanjutnya dunia lain dari kontaminasi silang biologis. (Suara.com/Lintang Siltya Utami)