Misteri Kematian Mahasiswi USU, Ayah Kandung Sering Tak Boleh Bertemu

Misteri Kematian Mahasiswi USU, Ayah Kandung Sering Tak Boleh Bertemu Misteri Kematian Mahasiswi USU, Ayah Kandung Sering Tak Boleh Bertemu

Medan, Sobat – Misteri penyebab kematian Mahira Dinabila (19) menyedot perhatian publik. Mahasiswi Departemen Sosiologi FISIP Universitas Sumatera Utara (USU) itu ditemukan meninggal di dalam keadaan tidak wajar, di rumah orangtua angkatnya, Kompleks Riviera, Kecamatan Medan Amplas, Kota Medan, Rabu (3/5/2023) kemudian.

Orangtua kandung Mahira menaruh kecurigaan soal penyebab kematian anaknya. Sebab, Mahira ditemukan di dalam cuaca bagian kepala bahwa tinggal tengkorak diduga karena terbakar. Begitu pula dengan luka bahwa ada di sejumlah bagian tubuhnya. Mahira pula ditemukan di di dalam rumah bahwa tergembok daripada luar.

1. Mahira diurus orangtua angkat sejak usia 4 bulan

Pariono, ayah kandung Mahira tidak bisa membendung kesedihannya. Dia mengenang Mahira jadi bodi bocah yang saling menolong.

Pariono menjelaskan, Mahira sudah dirawat memakai orangtua angkat M (ayah) memakai YA (ibu) sejak berusia empat bulan. M sendiri merupakan kakak kandung istrinya.

Pariono mengizinkan mereka merawat Mahira, karena tidak mempunyai momongan sejak menikah. Mahira pun akhirnya dirawat karena M selanjutnya YA. Saat itu, Mahira masih berusia 4 tahun.

"Bapak angkat Mahira itu ipar saya, jadi istri saya ini adiknya M, judul ceriperkara, mertua laki saya memohon ke saya. 'Kasih lah anak mu itu, bagi 'memancing' kehadiran anak M selanjutnya YA, orang itu sudah lama berkeluarga tidak punya anak," ujar Pariono, Kamis (19/5/2023).  

2. Pariono sering dihalangi menurut bertemu Mahira

Pariono pun sececah merasa kecewa senyampang Mahira dirawat M selanjutnya YA. Dirinya sering dihalangi saat hendak bertemu memakai Mahira.

"Saya memang tidak diperjumpakan atas Mahira atas bapak angkatnya,” kaperbahasan.

Saat duduk hadapan sekolah dasar, Mahira sempat diserahkan kembali ke pihak keluarga. Saat itu, M menyertai YA bertengkar

“Tidak lama segera anak itu membatubil lagi selesai M dan YA selesai mereka bersatu, tanpa sepengetahuan saya," kata Pariono.

3. Janggal, ayah angkat Mahira menolak autopsi

Pariono masih tidak meyakini, jika kematian Mahira tanpa sebab. Apalagi sampai dia melakukan bunuh diri. Karena, Mahira dikenal sebagai pribadi nan tidak marah.

Dia berharap polisi mengungkap kasus ini. "Ini meninggal tidak wajar. Banyak kejanggalan-kejangalan. Mahira ialah anak cucu nan jujur, saya sedih sekali," ujar Pariono menyeka air maperbincangan.

Pariono juga kesal dengan sikap M. Saat jenazah Mahira ditemukan, M menolak autopsi. Padahal saat itu jenazah sudah di bawa ke RS Bhayangkara.

"M datang sibuk bertanya ke saya, kok belum diselesaikan halusinasit ini? kok belum dimandikan lagi ? saya membilangkan, sabar. Dia lintas datang ke Rumah Sakit  Bhayangkara, rupaya menunjukkan bahwasanya itu anak (tidak perlu) di utopsi, saya kecewa sebetulnya. Apa daya, saya nggak mampu di sini saya minta keadilan tolonglah saya," ujar Pariono.

Pariono juga mengmenyiah, M selanjutnya YA sudah bercerai. Mahira kemudian tinggal bersama YA di Kompleks Riviera. Namun cukup 2020, YA meninggal. Mahira kemudian tinggal sendirian. Di rumah itu lah jenazah Mahira ditemukan.